“Ada empat soal. Dari 40 (soal) hanya empat (isian singkat). Kan UN itu 40 soal, jadi 10 persen isian singkat (matematika),” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Totok Suprayitno, di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Selasa (19/12/2017).
Totok mengatakan, soal UN yang harus dijawab dengan isian singkat tersebut bertujuan agar siswa dibiasakan untuk mencari jawaban, sehingga tidak sekadar memilih. “Juga untuk menghindarkan kebiasaan siswa menjawab spekulatif,” katanya.
Menurut Totok, siswa tidak perlu khawatir menghadapi UN matematika dengan isian singkat, karena tingkat kesulitannya sama dengan soal yang disertai pilihan jawaban. Ia menuturkan, siswa yang sekolahnya melaksanakan UN dengan berbasis komputer (UNBK) akan mengerjakan isian singkat dengan tetap menggunakan komputer, bukan tertulis di kertas.
[ads-post]
“Tetap scoring-nya pakai komputer. Soal ada di komputer, dan menjawabnya juga di komputer, diketik. Ilustrasinya, misalnya 1 ditambah 2, ketik (angka) 3,” tutur Totok.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Balitbang Kemendikbud telah menyiapkan aplikasi khusus untuk penilaian jawaban dengan isian singkat. “Ini pertama kalinya. Jadi kami menyiapkan mesinnya juga tidak gampang. Kami melatih mesin aplikasi untuk isian singkat ini,” katanya.
Di kesempatan yang berbeda, Sekretaris Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Kiki Yuliati mengatakan, sejak bulan Agustus 2017 BSNP bekerja sama dengan Balitbang Kemendikbud telah menerbitkan Kisi-Kisi Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2017/2018. Kisi-kisi yang telah diterbitkan itu mencakup untuk semua soal, sehingga bisa dijadikan sebagai soal dengan pilihan jawaban maupun isian singkat.
“Jadi dari satu kisi-kisi yang sama, kita memilah dan memilih mana yang bisa untuk pilihan ganda, mana yang bisa untuk isian singkat,” katanya beberapa waktu lalu di Jakarta.
Advertisement
Posting Komentar