Rencana ini disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr KH Haedar Nashir setelah melantik Sukadiono sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya untuk periode kedua 2016-2020, di Surabaya, Sabtu (10/12).
"Ini era MEA, era perdagangan bebas. Kalau kita (Indonesia) defensif akan menjadi serbuan pihak asing, sebagai pasar untuk bidang ekonomi maupun pendidikan. Karena itu, paradigma harus diubah ke ofensif," kata Haedar.
[warning title="REKOMENDASI" icon="exclamation-triangle"]UN Sudah Dapat Pengakuan di Luar Negeri
Menhan: OSPEK Akan Diganti dengan Bela Negara [/warning]
Menurut Haedar, pengalaman dan kemampuan Muhammadiyah selama ini dalam mengelola perguruan tinggi menjadi salah satu latar belakang.
"Muhammadiyah sudah menjajaki peluang untuk memanfaatkan kesempatan untuk menempatkan kampus di sana (Asia Tenggara). Malaysia dan Thailand menjadi awal keberadaan lembaga pendidikan negeri Muhammadiyah di manca negara," rincinya.
Ditanya soal anggaran pembelian lahan dan pembangunan kampus di negara orang, Haedar memastikan keuangan organisasi yang dipimpinnya mampu. Terlebih Muhammadiyah juga berpengalaman membangun perguruan tinggi yang besar.
Haedar menjelaskan, ada dukungan anggaran PP Muhammadiyah. Selain itu, juga dukungan dari konsorsium antar-Universitas Muhammadiyah di Indonesia. Pola konsorsium untuk menentukan persentase penyertaan investasi sudah ada dan biasa diterapkan.
[ads-post]
"Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang mempunyai sejarah dan kerajaan-kerajaan yang besar. Salah satu contohnya Kerajaan Sriwijaya. Indonesia jangan hanya menjadi negara konsumen, namun harus menjadi produsen," katanya.
Selain berencana membangun kampus di luar negeri, pembangunan kampus serta sekolah juga dilaksanakan Muhammadiyah di Indonesia Timur atau wilayah pelosok lainnya.
Dalam kesempatan itu, Rektor UM Surabaya Sukadiono menyatakan, kampus-kampus Muhammadiyah selama ini biasa menjalankan sistem konsorsium, terutama dalam membuka unit usaha baru.
"Sharing bukan cuma menyangkut anggaran pembukaan kampus di luar negeri saja. Sharing program pendidikan yang menjadi unggulan masing-masing kampus Universitas Muhammadiyah juga dilakukan," papar mantan Dirut Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah Surabaya ini.
Dia menjelaskan, UM Surabaya punya kelebihan pada prodi ilmu kesehatan, terutama kebidanan dan keperawatan, karena itu pihaknya juga akan mengirimkan dosen ke luar negeri yang akan mengajar di lokasi kampus baru tersebut.
Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof Edy Suandi Hamid menambahkan PP Muhammadiyah banyak membantu untuk terwujudnya kampus Muhammadiyah di luar negeri.
"Karena ini memang program PP Muhammadiyah. Yang masih dalam tahap persiapan sekarang adalah menyiapkan regulasinya," katanya.
Ia menjabarkan selama ini antara PP Muhammadiyah dengan Malaysia serta Thailand sudah bekerja sama dalam hal pengiriman mahasiswa untuk program Praktek Kerja Lapangan (PKL) karena adanya persamaan bahasa. (beritasatu)
Advertisement
Posting Komentar