"Saya tahu di situ ada bisnis, misalnya bisnis bimbingan belajar, dan saya minta maaf kalau ada yang dirugikan dengan kebijakan ini. Tapi ini kebijakan berpihak pada kepentingan yang lebih besar," ujarnya dalam Kongres Taman Siswa ke-21 di Taman Siswa Yogyakarta, Selasa (6/12/2016).
Tak hanya itu, sambung dia, para pemilik bisnis percetakan juga komplain dengan adanya penghapusan UN. Namun, dia menegaskan apa yang dilakukan dengan menghapus UN untuk kepentingan bangsa.
"Saya mendapat komplin beberapa percetakan yang memiliki bimbel, saya kira sudah cukup keuntungan selama UN, sudah miliaran, dan ini sudah saatnya siapa yang memberi keuntungan, biarlah sekolah yang mendapat kentungan dengan membangun sekolah yang lebih mencerdaskan," katanya.
Menurutnya, salah satu kekurangan dari UN adalah tes berbentuk pilihan ganda.
"Semua ahli pendidikan tahu, pilihan ganda itu hanya sampai deteksi tingkat kemampuan level tiga, yaitu mengenal, menghafal, dan mengaplikasikan yang dikenal dan dihafal," tuturnya. (Okezone)
Advertisement
Posting Komentar