Hal itu dibuktikan dengan adanya pengadaan anggaran UNBK yang mencapai angka Rp 26,5 miliar.
Anggota Komisi D DPRD Surabaya Reni Astuti mengatakan, bila tahun ini pengadaan UNBK disiapkan dana Rp 26,5 miliar.
[ads-post]
“Anggaran itu digunakan untuk klien dan server. Pemkot masih meyakini bisa mengelola SMA/SMK. Jikapun tidak nanti bisa dialokasikan untuk untuk SMP,” kata Reni di Forum Diskusi Pendidikan di Unesa seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Kamis (22/12).
Anggaran itu bisa digunakan untuk tiga ribu unit komputer. Dengan hitungan satu unit komputer seharga Rp 9,2 jutaan.
Tak hanya menyediakan anggaran untuk pengadaan server dan klien, APBD Surabaya juga menganggarkan alokasi testing center sebesar Rp 1,5 miliar.
Reni menyatakan bila tidak bisa difungsikan untuk pengadaan SMA/SMK, langsung dialokasikan untuk SMP.
”Tapi, jikapun dialokasikan untuk SMP mungkin hanya yang negeri. Tidak bisa mengcover swasta. Jadi swasta tetap sendiri,” imbuh Reni
Sementara itu Kepala Dispendik Surabaya, Ikhsan mengatakan, dengan pengadaan perangkat sampai tiga ribu server dan klien itu diharapkan SMP bisa menggelar UNBK sendiri tanpa ikut gabung pada SMA/SMK.
Ikhsan pun yakin bila UNBK 2017 akan berjalan sukses dari pada tahun-tahun sebelumnya.
Apalagi, sudah dua kali UNBK digelar secara serentak. Disinggung kesiapan, Ikhsan meyakini bila sekolah di Surabaya sudah siap dengan UNBK tahun 2017 mendatang.
”Ada atau tidak ada UN, belajar kan wajib. Proses ujian tetap berjalan seperti mana mestinya,” jelasnya. (jpnn)
Advertisement
Posting Komentar