MENDIKBUD: TUNJANGAN SANGAT MAHAL, TAPI GURUNYA TAK PROFESIONAL |
Sebagian besar guru/pendidik di negara tercinta Indonesia belum profesional, padahal tunjangan profesi sudah diberikan. Tunjangan ini diberikan pada guru supaya guru bisa meningkatkan/menambah kapasitas dan kapabilitasnya. Hal ini dikatakan Mendikbud RI yakni Muhadjir Effendy ketika beliau menyambangi Merauke, Provinsi Papua, Kamis, (6/1).
"Sampai sekarang sebagian besar guru belum profesional walaupun tunjangan profesinya sudah diterima," kata Muhadjir yang dikutip dari Republika (07/10/16).
profesional/pro·fe·si·o·nal/ /profésional/ a 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya
Mantan rektor (UMM) Universitas Muhamadiyah Malang ini mengatakan tunjangan profesi yang sudah diberikan ternyata kebanyakan disalah artikan oleh sebagian tenaga pendidik. Guru hanya memanfaatkan tunjangan tanpa berusaha meningkatkan kompetensinya.
"Dulu sebelum dia profesional sudah dikasih tunjangan supaya dia lebih profesional, ternyata lupa. Dia menikmati tunjangan tapi tidak profesional juga," ungkap Muhadjir.
Sejak awal penetapan tunjangan profesi pada masa Presiden (SBY) Susilo Bambang Yudhoyono, pesertanya hanya sekitar 7% dari jumlah total guru yang ada ketika itu, sehingga APBN yang dikeluarkan untuk membayar tunjangan sekitar hanya sebesar 7 triliun. Namun, saat ini sudah menjadi 72 triliun lebih.
Muhadjir menambahkan dari total sekitar 3 juta guru yang ada, baru 61% yang menerima tunjangan profesi, sehingga jika kita kira-kira apabila seluruh guru menerima tunjangan maka dana yang dikeluarkan oleh negara cukup besar.
"Pemerintah harus menyiapkan setidaknya Rp 110 triliun. Bisa dibayangkan kalau uang ini dipakai untuk membangun sekolah di papua, berapa ratusan sekolah yang dibangun dari tunjangan profesi itu. Tunjangan sangat mahal, tetapi profesi gurunya tidak profesional-profesional dan ini menjadi tantangan kita," ungkap Muhadjir.
Catatan saya: Kita sebagai sesama guru juga bisa berkata "MENDIKBUD ganti tiga kali, kurikulum tak rampung juga".
Advertisement
1 komentar