Pengertian Masalah dan Jenis Masalah Dalam Penelitian
A. Pengertian Masalah dan Jenis-Jenis Masalah Dalam Penelitian
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa penelitian dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang dimulai dengan adanya penyimpangan. Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.
John Dewey dan Kerlinger secara terpisah memberikan penjelasan mengenai
masalah berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun seorang
peneliti. Kesulitan ini menghalangi tercapai sebuah tujuan baik itu
tujuan individu maupun sebuah kelompok. Masalah dalam penelitian
diekspresikan dalam bentuk kalimat tanya bukan kalimat pernyataan.
Masalah dalam ini selanjutnya dijawab melalui penelitian.
B. Sumber Masalah dalam Penelitian
Permasalahan dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H.
MacMillan dan Schumacher (Hadjar, 1996 : 40 – 42), masalah dapat
bersumber dari :
1. Observasi
Masalah dalam penelitian dapat diangkat dari hasil observasi terhadap
hubungan tertentu yang belum memiliki penjelasan memadai dan cara-cara
rutin yang dalam melakukan suatu tindakan didasarkan atas otiritas atau
tradisi.
2. Dedukasi dari teori
Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsip-prinsip umum
yang penerapannya belum dapat diketahui selama belum diuji secara
empiris. Penyelidikan terhadap masalah yang dianggap dari teori berguna
untuk mendapatkan penjelasan empiris praktik tentang teori.
3. Kepustakaan
Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dilakukan
penelitian ulang (replikasi) baik dengan atau tanpa variasi. Replikasi
dapat meningkatkan validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk
digeneralisasikan lebih luas. Laporan penelitian sering juga
menyampaikan rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang perlu
diteliti lebih lanjut. Hal ini juga menjadi sumber untuk menentukan
masalah yang menentukan masalah yang perlu diangkat untuk diteliti.
4. Masalah sosial
Masalah sosial yang ada di sekitar kita atau yang baru menjadi berita
terhangat (hot news) dapat menjadi sumber masalah penelitian. Misalnya
:
- Adanya perkelahian antar sekolah menimbulkan berbagai dampak bagi sekolah dan warga sekitar.
- Penggalakan program 3 M (menguras, mengubur, menimbun) sebagai upaya pencegahan penyakit demam berdarah.
Dalam pembuatan keputusan tertentu, sering mendesak untuk dilakukan
penelitian evaluatif. Hasil sangat diperlukan untuk dijadikan dasar
pembuatan keputusan lebih lanjut.
6. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat menimbulkan masalah yang memerlukan jawaban
empiris untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. (Purwanto
2010:109-111).
Masalah dalam penelitian pendidikan dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terkait dengan bidang pendidikan, Sukardi (2009:22-24) dalam, antara lain :
1. Pengalaman seseorang atau kelompok.
Pengalaman orang yang telah lama menekuni bidang profesi pendidikan
dapat digunakan untuk membantu mencari permasalahan yang signifikan
diteliti. Contoh : pengalaman mengajar di kelas.
2. Lapangan tempat bekerja.
Para peneliti dapat melihat secara langsung, mengalami dan bertanya pada
satu, dua, atau banyak orang dalam pekerjaannya. Seorang guru misalnya,
akan merasakan bahwa sekolah dan komponen yang berkaitan dengan
tercapainya tujuan sekolah dpat dijadikan sebagai sumber penelitian.
3. Laporan hasil penelitian.
Dari hasil penelitian, yang biasanya dalam bentuk jurnal, biasanya
disamping ada hasil temuan yang baru juga ada kemungkinan penelitian
yang direkomendasikan.
4. Sumber-sumber yang berasal dari pengetahuan orang lain.
Perkembangan ilmu pengetahuan lain di luar bidang yang dikuasai
seringkali memberikan pengaruh munculnya permasalahan penelitian.
Misalnya, gerakan reformasi yang muncul setelah Orde Baru, ternyata
telah memunculkan dan mempengaruhi sikap dan tuntutan para guru untuk
memperoleh gaji dan status profesi yang lebih baik.
C. Jenis-Jenis Masalah Dalam Penelitian
Masalah penelitian dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis menurut
Sugiyono (1994 : 36-39 dalam afidburhanuddin.wordpress.com, antara lain :
1. Permasalahan Deskriptif
Permasalahan deskriptif merupakan permasalahan dengan variabel
mandiri baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri
sendiri). Dalam penelitian ini, peneliti tidak membuat perbandingan
variabel yang satu pada sampel yang lain, hanya mencari hubungan
variabel yang satu dengan variabel yang lain. Contoh permasalahan
deskriptif :
- Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia?
- Seberapa besar efektivitas model pembelajaran jigsaw terhadap prestasi belajar siswa ?
2. Permasalahan Komparatif
Permasalahan ini merupakan rumusan masalah penelitian yang membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang
berbeda pada waktu yang berbeda. Contoh :
- Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah A dan sekolah B ? (variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel sekolah A dan sekolah B).
- Adakah perbedaan pemahaman terhadap materi listrik antara siswa di sekolah formal dengan siswa homeschooling?
3. Permasalahan Asosiatif
Merupakan rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan
antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan, yaitu :
a) Hubungan simetris
adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan
munculnya bersama. Contoh perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
- Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin negara?
- Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah murid sekolah?
b) Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini
ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen
(dipengaruhi), contoh:
- Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak? (pendidikan orang tua variabel independen dan prestasi belajar variabel dependen).
- Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah? (kurikulum, media, dan kualitas guru sebagai variabel independen dan kualitas SDM sebagai variabel dependen).
c) Hubungan interaktif/ resiprocal/ timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini
tidak diketahui mana variabel independen dan dependen, contoh:
- Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anak SD di kecamatan A. Di sini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi.
- Hubungan antara makan di pagi hari dengan kecerdasan siswa.
Kriteria Masalah Dalam Penelitian
Ada tiga kriteria untuk menentukan permasalahan yang baik dan pernyataan masalah yang baik (Kerlinger, 2006 : 29-30), yaitu :
1. Masalah
harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih.
Dengan demikian, masalah-masalah itu mengajukan pernyataan-pernyataan
seperti :
- Apakah A terkait dengan B ?
- Apakah motivasi belajar mempengaruhi hasil belajar ?
2. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk pertanyaan.
3. Masalah dan pernyataan masalah harus dirumuskan dengan cara tertentu yang menyiratkan adanya pengujian yang empiris.
Cara Mengidentifikasi Permasalahan dalam Penelitian
Mengidentifikasi masalah penelitian dilakukan untuk menentukan masalah
mana yang perlu segera dicari penyelesaiannya. Mengidentifikasi
permasalahan-permasalahan dapat dilakukan dengan cara mengelompokkan
sekaligus memetakan masalah-masalah tersebut secara sistematis
berdasarkan keahlian bidang peneliti. Menurut Ahmad nursanto dalam
mengidentifikasi masalah perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Esensial, masalah yang akan diidentifikasi menduduki urutan paling penting diantara masalah-masalah yang ada.
- Urgen, masalah yang akan dipecahkan mendesak untuk dicari penyelesaiannya.
- Masalah mempunyai manfaat apabila dipecahkan.
Dalam dunia pendidikan masalah yang diidentifikasi dapat dikelompokan menjadi 4, yaitu : proses pembelajaran,
siswa, guru, hasil belajar. Meskipun proses identikasi masalah sudah
ditemukan, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebagai fokus
penelitian. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
minat/motivasi/dorongan peneliti, kemampuan peneliti, lokasi penelitian,
sumber data (populasi dan sampel), waktu, pendekatan/metode yang
digunakan, buku sumber yang tersedia, etika dan birokrasi. Bila kesemua
hal tersebut telah terpenuhi maka suatu fokus masalah dapat dijadikan
sebagai masalah penelitian untuk dicari jawabannya
Saran Bacaan
Hadjar, I. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. PT RadjaGrafindo, Jakarta
Karlingger, Fred N. 2006. Asas-Asas Penelitian Bevavioral. Yogyakarta : UGM
Stoner, James AF. 1982 Principal of Managemen II Edition. Publisher, Prentice-Hall
Sukardi, 2009. Metodologi penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya Jakarta: Bumi Aksara
Saran Bacaan
Hadjar, I. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. PT RadjaGrafindo, Jakarta
Stoner, James AF. 1982 Principal of Managemen II Edition. Publisher, Prentice-Hall
Sukardi, 2009. Metodologi penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya Jakarta: Bumi Aksara
Advertisement
Posting Komentar