Gedung Putih Kecam Trump Soal Larangan Muslim ke AS |
Washington - Seruan bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, soal larangan warga muslim masuk ke AS menuai kecaman. Gedung Putih AS menyebut seruan Trump itu bertentangan dengan nilai dan kepentingan AS.
"Anda terlalu baik jika menyebutnya sebagai proposal," sebut juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, menanggapi seruan Trump itu seperti dilansir AFP, Selasa (8/12/2015).
"Saya pikir apa yang dilakukan Trump ialah hal yang selama ini dia lakukan sepanjang kampanyenya, yakni bermain dengan ketakutan orang-orang demi membangun dukungan untuk kampanyenya. Saya pikir apa yang dia lakukan, dia memecah belah Amerika dengan cara yang sangat sinis," imbuhnya.
Pernyataan dari tim kampanye Trump semakin memicu polemik, dengan menyebut larangan yang diserukan Trump ini akan berlaku untuk semua orang yang menganut Islam, mulai dari mahasiswa hingga wisatawan.
"Ini jelas tidak konsisten dengan nilai-nilai yang menjadi dasar berdirinya negara ini," ucap Earnest menanggapi pernyataan tersebut.
Pernyataan Trump ini disampaikan dalam kampanye di South Carolina pada Senin (7/12) waktu setempat. Saat itu, Trump sedang memperingatkan akan adanya serangan seperti tragedi 11 September 2001 jika otoritas AS tidak mengambil langkah tegas melawan terorisme.
"Kita tidak memiliki pilihan lain," ujar Trump saat itu, sembari menyebut larangan umat muslim ini akan berlaku sementara hingga pemerintah AS bisa memahami dan mengatasi setiap ancaman yang muncul.
Komentar ini disampaikan Trump menanggapi penembakan brutal di San Bernardino, California yang menewaskan 14 orang. Penembakan didalangi oleh pasangan suami-istri muslim yang akhirnya tewas dalam baku tembak dengan polisi setempat.
Salah satu penasihat kebijakan luar negeri Presiden Barack Obama, Ben Rhodes, menuturkan kepada CNN bahwa seruan Trump ini bertentangan dengan keamanan AS. "Faktanya, mereka (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS) ingin menjadikan ini sebagai perang antara AS dengan Islam. Jika kita menerapkan pemeriksaan keagamaan kepada siapa saja yang datang ke negara ini, maka kita mengirimkan pesan bahwa kita menyetujui hal itu," tuturnya.
Advertisement
Posting Komentar