"Saya sudah berbicara dengan beberapa rektor agar pelonco-pelonco itu diganti saja. Pelonco diganti dengan bela negara," kata Ryamizard di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta Pusat, Jumat (9/12).
Ia menilai kegiatan perpeloncoan tidak ada gunanya dan tidak menghasilkan apa pun. Yang terjadi malah menjadi ajang praktik kekerasan dari senior kepada junior.
[ads-post]
Menurutnya, program bela negara akan dimulai sejak Taman Kanak-Kanak (TK). Cukup butuh waktu delapan hari bagi siswa atau mahasiswa untuk mengikuti program tersebut.
“Saya sudah sampaikan ke Presiden, Mendikbud dan Dikti. Kita buat delapan hari, empat hari di dalam kelas belajar dasar-dasar dan empat hari di lapangan untuk praktik langsung," jelasnya.
Dia menambahkan bela negara bukan program militer, apalagi angkat senjata. Program itu berupa penamanan semangat dan spirit cinta dan rela berkorban bagi bangsa.
"Bukan bela negara dengan senjata. 99 persen dilakukan dengan kebersamaan. Bagaimana menghadapi dan membela negara dengan kebersamaan," tutupnya. (beritasatu)
Advertisement
Posting Komentar